TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Puan Maharani meresmikan Laboratorium Riset Multidisplin Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuna Alam Universitas Indonesia. Peresmian dilakukan di Gedung Laboratorium Riset Multidisiplin FMIPA UI–Pertamina, kampus Depok. Peralatan laboratorium merupakan kerja sama Sinar Mas Group.
Baca juga: Cerita Puan Maharani Tak Pernah Dibilang Putri Mahkota
Puan Maharani menjelaskan peranan penelitian dan riset di masa depan wajib berkolaborasi dengan dunia usaha. Saat ini, masih banyak hasil penelitian dari universitas yang hanya tersimpan di dalam laci dan belum termanfaatkan dengan maksimal di dunia industri.
"Harus ada pemikiran yang disatukan sebelum riset dilakukan. Bisa ditanyakan atau disurvei dulu riset riset apa yang dibutuhkan. Di sini pentingnya adanya kolaborasi antara Kementerian Riset dan Teknologi dengan Kementerian Perindustrian," ujar Puan di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Rabu, 16 Januari 2018.
Menurut dia, salah satu upaya pemerintah dengan membuat Rencana Induk Riset melalui Kemenristekdikti. Ini menjadi penting agar riset yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk dunia industri.
Pembangunan kualitas manusia Indonesia, kata Puan, saat ini terus ditingkatkan. Salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk penguatan riset nasional adalah dengan menganggarkan dana abadi penelitian di pada 2019 sebesar Rp 1 triliun. "Alokasi penerima beasiswa Bidik Misi juga ditambah oleh pemerintah. Sebelumnya, pada 2014 hanya 199.500 mahasiswa, kini menjadi 471.800 mahasiswa," ujarnya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi fokus Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Menurut dia, kontribusi sarjana masih minim di dunia kerja. Jumlahnya hanya 11 persen atau 13 juta orang dari total 121 juta penduduk yang bekerja.
Baca juga: Eksklusif Puan Maharani: Meski Anak Megawati, Harus Kerja Keras
Selain itu, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia juga ingin membiayai para profesor yang sudah memasuki masa pensiun untuk tetap dapat mengajar karena profesor masih banyak diperlukan pengalaman dan keahliannya. "Terutama untuk bidang kedokteran. Pengalaman dan keahlian mereka sangat dibutuhkan untuk mendidik para mahasiswa baru," tutur Puan.
Puan juga meminta FMIPA UI siap menghadapi tantangan sains di revolusi industri 4.0. "Kita semua harus fokus agar riset yang kita lakukan dapat berguna di masa depan," kata Puan.
Dekan FMIPAUI Abdul Haris mengungkapkan, FMIPA UI bertekad berperan aktif memajukan sains guna memberi kontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. "Seiring dengan berkembangnya tahapan revolusi industri 4.0, FMIPAUI berupaya meningkatkan kuantitas dan kualitas riset untuk melahirkan inovasi melalui kegiatan penelitian dan pengembangan sehingga tercipta inovasi dan penemuan-penemuan baru," tutur Abdul Haris.
Managing Director Sinarmas, Saleh Husin mengatakan, Sinarmas menggelontorkan Rp 7 Miliar untuk melengkapi seluruh peralatan dam perabotan di ruang aula, seminar, ruang peneliti, dan kantor manajemen. Selain itu, sejumlah peralatan laboratorium yakni high performance computing, remote sensing, geographic information system, geophysics, geology, nano science, dan laboratorium biological conservation.
"Kemitraan Sinarmas dengan perguruan tinggi sejalan dengan upaya pemerintah memperkuat riset kolaboratif lintas sektor. Hasilnya, nanti tentu akan sangat bermanfaat untuk pengembangan industri pulp dan kertas serta perkebunan kelapa sawit berkelanjutan," ucap Saleh.
Baca juga: Lawan Kekerasan Gender, Puan Maharani: Perempuan Harus Terdidik
Simak kabar terbaru seputar Menteri Puan Maharani hanya di Tempo.co.